Breaking News

Thursday, January 21, 2021

Kreatifitas dan Inovasi Guru dalam Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19

 Pandemi Covid-19 membuat berbagai kegiatan pembelajaran yang tadinya dilakukan dengan tatap muka kini dipaksa berubah menjadi pembelajaran jarak jauh ( PJJ) memanfaatkan media dalam jaringan ( daring) maupun luar jaringan ( luring). Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen GTK Kemendikbud), Iwan Syahril, mengungkapkan dengan adanya pandemi Covid-19 ini justru menghasilkan berbagai praktik baik yang telah dilakukan para guru dalam melakukan PJJ.

            Banyak guru mencoba berinovasi dan mengembangkan kreativitas. Ini merupakan sebuah bentuk bagaimana seorang guru melakukan hal yang relevan dengan keadaan siswa tetapi tetap masuk dalam koridor mata pelajaran. Peningkatan mutu pendidikan tidak berpatokan pada bagaimana kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dilaksanakan di lapangan semata. Pelaku pendidikan seperti guru juga berperan besar sebagai penentu kualitas pendidikan yang bagus.Kecakapan guru dalam mengajar setidaknya berpegang pada keterampilan 4C yaitu communication (komunikasi), collaboration (kolaborasi), critical thinking (berpikir kritis), dan creativity (kreativitas).

            Bukan hal mudah memang untuk menata diri sehingga menjadi guru profesional yang memenuhi kualifikasi akademik dan mempunyai sertifikat sebagai pendidik. Guru semestinya memenuhi empat standar kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.Terutama di masa revolusi industri 4.0 yaitu tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan teknologi siber.Siswa yang termasuk dalam kaum milineal yang hidup di ekosistem digital sudah terbiasa dengan teknologi informasi dan komunikasi. Budaya digital sudah menjadi bagian utama kehidupan mereka.Semua sumber informasi terbuka dan mudah diakses. Siswa terbiasa mencari informasi di internet, serta bekerja tim menjadi model belajar utama mereka.

Maka guru pun dituntut menjadi kreatif dengan penggunaan internet di kelas. Classroom learning yang dulu biasa dilakukan seorang guru sekarang diubah blended learning yang menggabungkan pengajaran langsung (face-to-face) dan e-learning.Pada konsep e-learning, siswa dapat belajar sendiri memakai laptop, komputer, atau ponselnya. Namun, tentu saja penggunaan ponsel di luar kelas perlu terus dipantau.Ponsel memang perlu, kemajuan teknologi perlu diterapkan, tetapi tetap harus dikontrol. Di samping itu, cara penyampaian guru ketika di kelas juga menjadi hal penting untuk diperhatikan. Siswa tidak akan mencerna materi pelajaran dengan baik jika diajar guru yang kurang menyenangkan.Gaya bicara ramah dan mampu berdialog dengan nuansa humor saja kurang cukup untuk menjadi pengajar yang baik. Gesture atau gerak tubuh juga penting. Guru tidak boleh merengut wajahnya, tampil ramah dan mudah diajak berkomunikasi akan membuat siswa menjadi senang. Kelas yang sehat kelak menghasilkan siswa yang sehat dan berbakat pula.

            Berbagai kendala yang dihadapi para guru dalam melakukan PJJ ini tidak menyurutkan semangat mereka. Hal ini terbukti dari upaya yang dilakukan agar dengan sumber daya yang ada, mereka bisa tetap memberikan pembelajaran yang berarti untuk para siswa. Poin pemanfaatan teknologi dalam kondisi pandemi ini merupakan hal yang luar biasa. Salah satu masalah terbesar dalam mengadopsi teknologi pada pendidikan di Indonesia adalah kecemasan bukan kemampuan.

 

Pemanfa’atan Platform

1. Google

Berbagai platform aplikasi yang disediakan google dapat dimanfaatkan oleh guru dalam melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Guru dapat memanfaatkan googleclassroom sebagai kelas dan google formulir sebagai media penilaian online yang semua itu tersedia di google secara gratis

2. E-learning

Kementerian Agama memberikan domain https://emadrasah.kemenag.go.id secara gratis contohnya seperti domain yang dimiliki MI Islamiyah Tlogohaji https://emadrasah.kemenag.go.id/elearning/ap/mitlogohaji domain tersebut bisa dimiliki semua lembaga madrasah dibawah naungan kementerian agama sebagai bentuk dukungan dalam Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
E-learning atau electronic learning merupakan konsep pembelajaran yang dilakukan melalui jaringan media elektronik. Perkembangan teknologi yang sangat maju di era modern dan globalisasi memungkinkan berbagai kegiatan dilakukan secara cepat dan efisien. Perkembangan teknologi sudah banyak memberi pengaruh terhadap cara hidup kita, salah satunya adalah dalam bidang pendidikan dengan penggunaan e-learning dalam kegiatan pembelajaran dimadrasah, perguruan tinggi, tempat-tempat kursus bahkan komunitas- komunitas online sudah mulai menggunakan konsep seperti ini. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan tuntutan globalisasi pendidikan serta pembelajaran jarak jauh, berbagai konsep telah dikembangkan untuk menggantikan metode pembelajaran tradisional, salah satunya adalah konsep e-learning. E-learning dapat digunakan sebagai alternatif atas permasalahan dalam bidang pendidikan, baik sebagai tambahan, pelengkap maupun pengganti atas kegiatan pembelajaran yang sudah ada. Proses pembelajaran yang terjadi di dalam beberapa madrasah biasanya masih menggunakan metode tradisional dimana bahan ajar disampaikan melalui tatap muka, baik secara lisan maupun non-lisan, penggunaan teknologi di dalamsekolah seperti komputer, dan alat multimedia lainnya terbatas pada materi- materi belajar tertentu yang membutuhkannya. Biasanya masalah yang dihadapi oleh beberapa madrasah adalah kurangnya interaksi antara guru dengan siswa di setiap pertemuan yang harus saling tatap muka, sehingga menyebabkan banyak murid yang mengalami kesulitan untuk memahami materi pelajaran, serta proses belajar - mengajar yang dibatasi oleh waktu untuk setiap pertemuan antara guru dengan siswa.

Baca selengkapnya ...
Designed Template By Blogger Templates - Powered by BeGeEm