Pandemi Covid-19 membuat berbagai kegiatan pembelajaran yang tadinya dilakukan dengan tatap muka kini dipaksa berubah menjadi pembelajaran jarak jauh ( PJJ) memanfaatkan media dalam jaringan ( daring) maupun luar jaringan ( luring). Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Dirjen GTK Kemendikbud), Iwan Syahril, mengungkapkan dengan adanya pandemi Covid-19 ini justru menghasilkan berbagai praktik baik yang telah dilakukan para guru dalam melakukan PJJ.
Banyak
guru mencoba berinovasi dan mengembangkan kreativitas. Ini merupakan sebuah
bentuk bagaimana seorang guru melakukan hal yang relevan dengan keadaan siswa
tetapi tetap masuk dalam koridor mata pelajaran. Peningkatan mutu pendidikan
tidak berpatokan pada bagaimana kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
dilaksanakan di lapangan semata. Pelaku pendidikan seperti guru juga berperan
besar sebagai penentu kualitas pendidikan yang bagus.Kecakapan guru dalam
mengajar setidaknya berpegang pada keterampilan 4C yaitu communication (komunikasi), collaboration (kolaborasi), critical thinking (berpikir kritis), dan creativity (kreativitas).
Bukan
hal mudah memang untuk menata diri sehingga menjadi guru profesional yang
memenuhi kualifikasi akademik dan mempunyai sertifikat sebagai pendidik. Guru
semestinya memenuhi empat standar kompetensi yaitu kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional.Terutama di masa revolusi industri 4.0
yaitu tren di dunia industri yang menggabungkan teknologi otomatisasi dengan
teknologi siber.Siswa yang termasuk dalam kaum milineal yang hidup di ekosistem
digital sudah terbiasa dengan teknologi informasi dan komunikasi. Budaya
digital sudah menjadi bagian utama kehidupan mereka.Semua sumber informasi
terbuka dan mudah diakses. Siswa terbiasa mencari informasi di internet, serta
bekerja tim menjadi model belajar utama mereka.
Maka guru
pun dituntut menjadi kreatif dengan penggunaan internet di kelas. Classroom learning yang dulu biasa dilakukan
seorang guru sekarang diubah blended learning yang
menggabungkan pengajaran langsung (face-to-face)
dan e-learning.Pada konsep e-learning, siswa dapat belajar sendiri memakai
laptop, komputer, atau ponselnya. Namun, tentu saja penggunaan ponsel di luar
kelas perlu terus dipantau.Ponsel memang perlu, kemajuan teknologi perlu
diterapkan, tetapi tetap harus dikontrol. Di
samping itu, cara penyampaian guru ketika di kelas juga menjadi hal penting
untuk diperhatikan. Siswa tidak akan mencerna materi pelajaran dengan baik jika
diajar guru yang kurang menyenangkan.Gaya bicara ramah dan mampu berdialog
dengan nuansa humor saja kurang cukup untuk menjadi pengajar yang baik. Gesture atau gerak tubuh juga penting. Guru tidak
boleh merengut wajahnya, tampil ramah dan mudah diajak berkomunikasi akan
membuat siswa menjadi senang. Kelas yang sehat kelak menghasilkan siswa yang
sehat dan berbakat pula.
Berbagai
kendala yang dihadapi para guru dalam melakukan PJJ ini tidak menyurutkan
semangat mereka. Hal ini terbukti dari upaya yang dilakukan agar dengan sumber
daya yang ada, mereka bisa tetap memberikan pembelajaran yang berarti untuk
para siswa. Poin
pemanfaatan teknologi dalam kondisi pandemi ini merupakan hal yang luar biasa.
Salah satu masalah terbesar dalam mengadopsi teknologi pada pendidikan di
Indonesia adalah kecemasan bukan kemampuan.
Pemanfa’atan
Platform
1. Google
Berbagai
platform aplikasi yang disediakan google dapat dimanfaatkan oleh guru dalam
melaksanakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Guru dapat memanfaatkan
googleclassroom sebagai kelas dan google formulir sebagai media penilaian
online yang semua itu tersedia di google secara gratis
2. E-learning