Pemotongan Ayam |
Inilah kisahku seputar Lebaran di tahun ini. Kegiatan Keluargaku Pra Lebaran. Dalam
menyongsong Hari Raya Idul fitri 1438 H / 2017 M tepatnya tanggal 29 Ramadhan
kami sekeluarga sibuk menyiapkan masak memasak yang beraneka jenis sehingga
saya pun ikut terlibat turut membantu semua kebutuhan yang disiapkan mulai dari
persiapan bahan, penyembelihan ayam sampai mengantar makanan ke keluarga dan
tetangga. Tradisi jawa (di daerah kami) dalam menyambut Hari Raya Idul fitri diwujudkan
Riayan. Riayan adalah membagikan
makanan kepada keluarga dekat “Sedekah” utamanya kepada keluarga yang dituakan.
Usai membagikan makanan tibalah
saatnya kami sekeluaga berbuka puasa dengan menu yang sudah tersaji “Alhamdulillah
selama sebulan dapat beribadah dengan lancar , semoga Allah SWT menerima ibadah
kita semua Aamiin” itulah do’a yang kami
panjtakan diakhir ramadhan tahun ini yang diiringi dengan gemuruh suara takbir
tak ketinggalan juga aneka petasan turut meramaikan suasan malam idul fitri.
Tidak lama kami istirahat datanglah seluruh warga lingkungan kami ke mushola guna kirim do’a ke semua ahli
kubur semua dengan bacaan tahlil dengan membawa Ambeng. Ambeng adalah jenis
makan (Nasi dan Lauk) yang disajikan pada talam dengan alas dan tutup daun
pisang / daun jati, tradisi ini juga sudah turun temurun dilaksanakan agar
hubungan silaturahmi tetap terjalin diantara tetangga.
Selesai kirim do’a adzan dikumandangkan
pertanda manjing sholat isyak, kami pun sekeluarga dan tetangga dekat bersama –
sama melaksanakan jama’ah sholat isyak. Alhamdulillah selesai sholat isyak kami
dipercaya oleh warga lingkungan untuk mengelola zakat fitrah saya bersama teman
“Amil” melaksanakan amanah yang sudah dipercayakan, kami bagi tugas ada yang
menimbang beras yang dibuat zakat ada juga yang memasukan ke karung yang sudah
disediakan amil, karena sudah menjadi kebiasaan dan lebih Afdhal maka seluaruh
muzaki diajari/menirukan niat zakat fitrah tersebut satu persatu kemudian imam menerimanya
dengan bacaan do’a dan mendoakanya. Selesai menerima zakat maka kami mendata
yang miskin, sabilillah dan amil sebab dari 8 golongan yang berhak menerima
zakat hanya ada 3 yang da didaerah kami, Alhamdulillah distribusi/pembagian
zakat berlangsung dengan lancar.
Gema takbir berkumandang sayapun
sesampai dirumah langsung keluar lagi menuju mushola guna berpartisipasi
memeriahkan malam idul fitri dengan bertakbir yang di iringi tongklek bersama
teman-teman kurang lebih 1.5 jam asyik main tongklek tiba-tiba saya dipanggil
adik untuk pulang. Betapa terkejutnya aku ibuku yang tadinya sehat wal afiyat tiba-tiba
sakit lemas tidak berdaya bahakan berbicara saja tak kuasa saya pun bergegas
keluar kerumah bapak Sunaryo “Anggota TNI sekaligus ahli kesehatan” setelah
ditensi darahnya normal hanya saja jantungnya lemah dengan mengikuti petunjuk
bapak Sunaryo dengan memberikan minum Teh hangat dan minum obat yang diberikan
Alahmdulillah kondsinya mulai membaik dan esok paginya benar-benar fit sehingga
sayapun meninggalkan ibu berangkat bersama istri untuk melaksanan sholat idul
fitri namun sesampainya dimasjid tanpa persiapan sama sekali saya disuruh bilal
sama bapak K.Hantono sungguh kaget mau menolak juga tidak berani mau siap juga
belum ada persiapan akhirnya diberilah saya buku kecil yang berisi seputar ramadhan
dan idul fitri disitu saya pelajari bacaan-bacaan bilal smabil mendengarkan
tausiyah K.H. Ihsan dari MWC Sumberrejo selesai tausiyah sayapun maju kedepan
dan Bapak K.Hantono meminta saya untuk mengajari/mengingatkan para jamaah
terkait niat sholat idul fitri “Usholi sunnatan li idil fitri rokataeni
makmuman lillahi ta’ala “ jamah pun menirukanya kemudian sayapun memberikan
seruan kepada jamah “Shollu sunnatan li idil fitri rok’ataeni jamiatar
rahimakumullah – Assholatu jamiah” jamaah pun menjawab dengan bacaan hauqola usai
sholat saya kembali maju didepan para jama’ah dengan mengucapkan bacaan bilal
sampai do’a Alhamdullillah semua dapat berjalan dengan lancar.
Dihari pertama idul fitri 1438 H dengan
hati gembira saya sekeluarga mengucapkan minal aidin wal faizin mohon maaf
lahir dan bathin ma’af ma’afan bersama anak dan istri yang dilanjutkan kerumah
bapak dan ibu sampai kerumah rumah tetangga suasana yang sangat ceria ramai
penuh semangat yang tua yang muda semua saling maaf maafan sungguh indah dunia
ini jika saling memaafkan. Selesai ma’af ma’afan dengan keluarga dekat dan
tentangga saya pun melanjutkan ke tetangga desa sampai siang hari pulang namun
dirumah begitu ramai karena Keluarga dari ibu banyak yang pada datang
terjadilah canda tawa bersama keluarga.
Photo Bersama Abah Yai dan Ibu Yai |
Idul fitri Dihari kedua silaturahmi ke
Ustad Achmad Ruchani Alhafid (santri K.H.M Arwani Amin Kudus) yang sudah tidak
asing lagi namanya kita dengar khususnya didaerah Bojonegoro. Seorang Kiai,
Motivator, Hafidz yang usianya tergolong masih muda namun semangatnya dalam
berdakwah luar biasa sampai-sampai harus memohon maaf karena menolak 9 orang yang
mengundangnya untuk mengisi tausiyah, imam sholat idul fitri dan juga Khotbah
idul fitri karena sudah ada jadwal yang bersamaan. Tidak lama kami mengobrol
karena harus membagi waktu silturrahmipun berlanjut ke Podok Pesantren Darussalam
Dungmas dengan berkunjung ke Keluarga Pondok di sela-sela padatnya santri
sayapun menyempatkan photo dengan Bapak Pengasuh (K.Muthohar, S.Pd.I) sebab
banyaknya tamu yang hadir jadi sayapun tidak dapat mengobrol panjang lebar
hanya secukupnya saja, tidak lama selesai mengobrol dan menyapa tamu yang hadir
sayapun undur diri mohon pamit.